Menarikan Kisah Leluhur: Alih Wahana Sastra Lisan “Mbin Cupik Mai Bioa” dalam Kegiatan Ekspedisi Suku Rejang Pitak Bediwo yang Diadakan oleh Komunitas Metamorfosa (Bagian 2)
Tarian ini dilakukan di lokasi wisata air terjun Curug Embun di desa Tapak Gedung dengan didukung kepala desa Tapak Gedung, bapak Robi Indarta. Tarian ini di tarikan oleh sanggar SANGGAR BELUNGGUAK SERAMPU SAKTI yang menceritakan prosesi dimana seorang bayi dibawa ke sungai/air untuk dimandikan pertama kalinya. Proses ini dilakukan oleh dukun yang sengaja dimintai pertolongan dari kedua orang tua si bayi. Proses tersebut sebagai tanda bahwa akan mendewasanya seorang anak dimulai oleh keluarga yang membantu proses Mbin Cupik Mai Bioa sampai dengan para tetangga atau para remaja dengan riang dan bahagia.
Proses ini merupakan suatu syukur atas kelahiran bayi dan mendoakan bayi agar bisa menjadi pemimpin, pengayom, pelindung yang dapat berguna bagi masyarakat serta berbakti kepada orang tua serta agama.
Ekspedisi sastra lisan suku Rejang Pitak Bediwo Kabupaten Kepahiang yang dilakukan oleh komunitas sastra Metamorfosa Kepahiang telah mengungkap kisah menarik tentang “Mbin Cupik Mai Bioa” atau Tradisi turunnya bayi ke air untuk pertama kalinya. Kisah ini mengandung makna filosofis yang mendalam tentang siklus hidup, keberanian, dan harapan. Melalui proses kreatif, kisah ini kemudian dialih wahanakan menjadi sebuah tarian yang memukau.
Pembina. : Erwin Agustinus .S.T
Pimpinan : Bunda Yulia Bahraini, M.pd
Konseptor Cerita : Bobi Ardiansyah
Koreografer : Okta Risandi BSS
Penata Musik : A M Prima Oktariansyah dan team BSS
Penata Busana : Ela Permata Sari, S.Pd
Penari:
🌷Dean Al Baroqah
🌷Faizah Safitri
🌷Patricia Salabila
🌷Zani Fitri Adha
🌷Atika Auliya Sabrina
🌷Auliya Florencia
🌷Citra Vania
Pemusik :
🌷Rio Hanif Dwi Akbar
🌷Rahmat Riksan
🌷Rekel Anugrah
🌷Derry Ahmad Farizi
🌷Abel Isra Gian Rafit
🌷Aditia Nandapratama
Makna dan Pesan Tarian
Tarian “Mbin Cupik Mai Bioa” yang dihasilkan dari proses alih wahana ini memiliki makna dan pesan yang mendalam. Beberapa di antaranya adalah:
- Siklus Hidup: Tarian ini menggambarkan siklus hidup manusia, dari lahir, tumbuh dewasa, hingga menghadapi tantangan hidup.
- Keberanian: Kisah bayi yang berani turun ke air melambangkan keberanian dalam menghadapi hidup.
- Harapan: Tarian ini juga mengandung pesan tentang harapan akan masa depan yang cerah.
Alih wahana sastra lisan “bayi turun ke air” ke dalam bentuk seni tari merupakan langkah yang sangat baik dalam pelestarian budaya. Tarian ini tidak hanya menyajikan keindahan estetika, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang patut diwariskan kepada generasi mendatang. Semoga tarian ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya bangsa.
Penulis : Rithma Candra Ariesha, S.Pd